BAHASA DAN GENDER DALAM MASYARAKAT MELAYU DI PEDALAMAN KALBAR

Yusriadi Yusriadi

Abstract


Observers often consider that the Malay society lack of attention to aspects of gender. They use German, English, Francis, or Arabic, as comparisons. This article is presented to illustrate how gender aspects are considered in Malay language and society. The data are collected from Malay speakers in the rural area of Kapuas Hulu, West Kalimantan, shows that gender aspects are actually present in the language and culture of society. The community knows the concept or words of the pemali to maintain deviant behavior among women and men. Language-speaking communities also have vocabulary to show the division of tasks between women and men, and are reinforced by distinctive narratives found in folklore. These data show that gender aspects are actually felt and important in Malay language and society, especially Malay communities.

[Para pemerhati sering menganggap masyarakat Melayu kurang memberikan perhatian pada aspek gender. Mereka menggunakan bahasa Jerman, Inggris, Francis, atau Arab, sebagai pembandingnya. Artikel ini disajikan untuk menggambarkan bagaimana aspek gender diperhatikan dalam bahasa dan masyarakat Melayu. Data yang dikumpulkan dari penutur bahasa Melayu di pedalaman Kapuas Hulu, Kalbar, menunjukkan bahwa aspek gender sebenarnya hadir dalam bahasa dan budaya masyarakat. Masyarakat mengenal konsep atau kata-kata pemali untuk menjaga prilaku menyimpang dari kalangan perempuan dan lelaki. Masyarakat penutur bahasa juga memiliki kosa kata untuk menunjukkan adanya pembagian tugas perempuan dan lelaki, serta diperkuat dengan narasi yang distingtif terdapat dalam cerita rakyat. Data ini menunjukkan bahwa aspek gender sebenarnya dirasakan dan penting dalam bahasa dan masyarakat Melayu, terutama masyarakat Melayu di pedalaman Kapuas Hulu, di Kalimantan Barat].

Keywords


Bahasa Melayu, Gender, Kapuas Hulu, Melayu Kalbar

Full Text:

PDF

References


Akmajian, Adrian, et.al. (1995). Linguistik: Pengantar Bahasa dan Komunikasi. Terj. Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka.

Alqadrie, Syarif I. (2012). Matahari Terbit di Barat. Pontianak: Borneo Tribune Press.

Bandel, Katrin. (2012). Apakah Bahasa Indonesia “Seksis”? https://boemiputra.wordpress.com. Download 12 Desember 2018.

Bloomfield, L. Bahasa. (1992). Terj. Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka.

Collins, JT. (1999). Keragaman Bahasa di Kalimantan Barat. Makalah pada Festival Budaya Nusantara Regio Kalimantan. Pontianak, 10 September.

Ibrahim, Yusriadi dan Zaenudin. (2012). Pantang Larang Melayu Kalimantan Barat. Pontianak: STAIN Pontianak Press.

[KBBI]. (2012). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi III. Jakarta: Balai Pustaka.

Mohamed, Noriah. (2001). Jawa di Balik Tabir. Bangi: Penerbit UKM.

Nashr, Basuki Z. (2015). Bahasa Perempuan pada Cerpen Cerita Pendek tentang Cerita Cinta Pendek Karya Djenas Maesa Ayu. Sastra Vol. 2 (2):169-180.

Nurhasanah. Ed. (2016). Cerit Rakyat Kalimantan Barat. Pontianak: STAIN Pontianak Press.

Purba, dkk. (2011). Sejarah dan Penyebaran Pengaruh Budaya Melayu di Kalimantan. Jakarta: Direktorat Nilai Sejarah, Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata.

Trudgill, P. (1984). Sosiolinguistik, Satu Pengenalan. Terj. Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka.

Yusriadi. (2005). Penyebaran Islam di Sungai Embau, Kapuas Hulu. Khatulistiwa, Edisi Khusus, Juni 2005: 1-7.

Yusriadi. (2007). Dialek Melayu Ulu Kapuas Kalimantan Barat. Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka.

Yusriadi. (2014). Bahasa dan Identiti Melayu di Riam Panjang. Bangi: Institut Alam dan Tamadun Melayu (ATMA).

Zainuddin Isman. (2001). Perbandingan Budaya Melayu Pesisir dan Melayu Pedalaman di Kalimantan Barat. Tesis MA ATMA UKM.




DOI: https://doi.org/10.24260/raheema.v5i2.1264

Article Metrics

Abstract view : 802 times
PDF - 1337 times

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

Site Stats Creative Commons License This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.