KONSTRUKSI ANAK MELALUI BAHASA PELABELAN (STEREOTIPE) DI KALANGAN KELUARGA DAN MASYARAKAT

Sultan Sultan

Abstract


This article is motivated by the argument that in the family environment and plural communities occur calling or greeting children with labeling languages, such as children with bau kencur (Indonesian: smells like kaempferia galangal), bodoh (stupid kids), gemuk (fat children), anak ingusan (snot-nosed kids). Whereas the psychological study expresses that there are impacts on growth and development of children. Therefore, in this article it is concluded that, in the social life environment, labeling is something that is considered natural, because the community has already given a labeling to a person, by not considering and understanding the psychological and intellectual conditions of the person concerned. The use of labeling language for children in the family and community is considered normal, but behind that habit it is not denied that there is an adverse impact on the child's growth and psychological development. The effects of labeling include disturbing self-confidence, decreasing social skills in the community, loss of self-confidence, and weakening of the soft skills possessed by children.

[Artikel ini dilatarbelakangi oleh argumentasi bahwa di lingkungan keluarga dan masyarakat jamak terjadi memanggil atau menyapa anak-anak dengan bahasa pelabelan, seperti, anak bau kencur, anak bodoh, anak gemuk, anak ingusan. Padahal secara kajian psikologis ungkapan-ungkpan tersebut berdampak terhadap pertumbuhan dan perkembangan psikologis anak. Oleh sebab itu, dalam artikel ini disimpulkan bahwa, dalam lingkungan kehidupan sosial masyarat, labeling merupakan sesuatu yang dianggap wajar, karena masyarakat sudah jamak memberikan pelabelan pada seseorang, dengan tidak mempertimbangkan dan memahami keadaan psikologis dan intlektual orang yang bersangkutan. Penggunaan bahasa pelabelan bagi anak di kalangan keluarga dan masyarakat sudah dianggap biasa, namun dibalik keterbiasaan itu tidak dimungkiri terdapat dampak yang kurang baik bagi pertumbuhan dan perkembangan psikologis anak. Dampak-dampak yang ditimbulkan dari pelabelan di antaranya, mengusik kepercayaan diri, menurunnya keterampilan bersosialisasi di lingkungan masyarakat, hilangnya kepercayaan diri, dan melemahnya sof skill yang dimiliki oleh anak].

Keywords


konstruksi anak dan bahasa pelabelan

Full Text:

PDF

References


Atkinson, Rita L. et. al. (1983). Introduction to Psychology, Eighth Edition. Harcourt Brace Jovanovich, Inc.

Enoch Markum, M. (1991). Anak Keluarga dan Masyarakat. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Hadisubrata, M.S. (1991). Mengembangkan Kepribadian Anak Balita. Jakarta: PT. BPK Gunung Mulia.

Hurlock Elizabeth B. (1996). Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga.

Mappiare, Andi. (1982). PsikologiRemaja. Malang: Usaha Nasional Surabaya.

Monks, Knoers, dan Siti Rahayu Haditomo. (1987). PsikologiPerkembanganYogyakarta: Gadjah Mada University Press

Prayitno, Elida. (1992). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.

Suarni, Ni Ketut. (2004). Modul Psikologi Perkembangan I. IKIP Negeri Singaraja.

Suryabrata, Sumadi. (1993). PsikologiPendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Tracy, Hogg dan Melinda Blau. (2004). Balita. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Uger, R., and Crawford, M. (1992). WomenandGender A Feminist Psychology. New York: McGraw-Hil, Inc.

Yusuf, Syamsu. (2001). PsikologiPerkembanganAnakdanRemaja. Bandung: Remaja Posdakarya.




DOI: https://doi.org/10.24260/raheema.v5i2.1267

Article Metrics

Abstract view : 348 times
PDF - 567 times

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

Site Stats Creative Commons License This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.