PEREMPUAN DALAM TRADISI LAMARAN BUDAYA MELAYU-BUGIS DI PUNGGUR KECIL, KUBU RAYA, KALIMANTAN BARAT

Saripaini Saripaini

Abstract


ABSTRAK

Perempuan selama ini sering dikaitkan dengan kasur, sumur dan dapur. Padahal, mereka juga berperan dalam kehidupan masyarakat dan budaya komunitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana dari sisi budaya komunitas. Penelitian dilakukan terhadap budaya lamaran pada masyarakat Melayu-Bugis di Desa Punggur Kecil Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif, pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dan observasi, kemudian data diolah dan digambarkan sebagaimana adanya. Hasil penelitian menggambarkan bahwa: (1) Orang Melayu-Bugis memaknai lamaran sebagai suatu adat kebudayaan dalam menghormati perempuan dan keluarga. (2) Adapun proses dalam lamaran, yakni; (a) adat sekapur sirih sebagai pembuka kata dan penentuan penerimaan lamaran; (b) naek pengikat sebagai simbol perempuan telah memiliki ikatan pertunangan dengan laki-laki; (c) penentuan uang asap (uang dapur); (d) pembacaan doa selamat (3) hakikat perempuan dalam pandangan Melayu-Bugis di Desa Punggur Kecil, yakni; (a) perempuan beharga, (b) perempuan adalah pendamping laki-laki, (c) perempuan memiliki ruang untuk berpendidikan tinggi dan bekerja sebagaimana laki-laki.
Kata kunci: Perempuan, Lamaran, Melayu-Bugis.

Keywords


perempuan, lamaran, Melayu-Bugis

Full Text:

PDF

References


Andreas, J. 2016. Dayak Linoh. Pontianak: TOP Indonesia.

Bahruddin, M. 2012. Kedudukan Perempuan dalam persfektif Hukum Islam. Jurnal Hukum dan Ekonomi Islam. Asas 4 (1) hal: 1-8.

Depertemen Agama RI. 2003. Modul Pendidikan Agama dalam Keluarga. Jakarta: Diktorat Jendral.

Fanani, Achmad. 2010. Sifat Nikah Nabi. Yogyakarta: Lamafa Publika.

Kusumiyanti, Fitri. 2019. Dilema Ruang Perempuan dalam Keluarga dan Publik Studi Kasus Perempuan di Kecamatan Pontianak Utara. Raheema: Jurnal Studi Gender dan Anak. Vol. 6, No. 2 :125-142.

Latief, J. A. Dinamika Budaa Dwi Mendre dalama Pernikahan Bugis Bone di Sulawesi Selatan, dalam Andi Fajar Asti (Ed), Masarakat Sulawesi Selatan. 2010. Yogyakarta: Dianogsa Institut Press.

Mattatulada. 1971. Kebudayaan Bugis Makassar. Dalam Koentjaraningrat. (Ed). 1999. Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta: Djambatan.

Patmawati. 2005. Orang Bugis di Kalimantan Barat. Dalam Yusriadi, dkk. (Ed.). Etnisitas di Kalimantan Barat. Pontianak: STAIN Pontianak Press.

Raharjo, Mudjia. 2007. sosiologi pedesaan Studi perubahan Sosial, Malang: UIN Malang Press.

Saripaini & Yusriadi. 2016. Identitas Orang Bugis di Dabong, Kalimantan Barat. Jurnal Khatulistiwa. Vol.6. No. 2. Hal. 170-182

Saripaini. 2016. Masyarakat Bugis di Punggur. Pontianak: STAIN Pontianak Press.

Saripaini. 2017. Penduduk Desa Dabong, Kalimantan Barat. Pontianak: STAIN Pontianak Press.

Yusriadi. 2015. Orang Bugis di Sungai Kakap. Pontianak: IAIN Pontianak Press.

Yusriadi. 2017. Identitas Orang Melayu Sambas. Pontianak: IAIN Pontianak Press.

Wawancara:

Baharudin Taufik. 45 Tahun, salah satu tokoh masyarakat yang biasa percaya untuk menjadi juru bicara dalam memwakili pihak keluarga dalam prosesi lamaran. Wawancara: 07 dan 10 April 2020.

Induk Tuwo. 70 tahun, salah satu tetua Bugis. Wawancara: 01 April 2020

Saodah. 60 tahun. Orang Bugis, sekaligus orangtua dari anak laki-laki yang ingin melamar. Wawancara: 1 April 2020.

Hartono. 40 tahun. Orang Bugis dan orangtua dari anak perempuan yang ingin dilamar. Wawancara: 07 April 2020.




DOI: https://doi.org/10.24260/raheema.v9i2.1718

Article Metrics

Abstract view : 533 times
PDF - 361 times

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

Site Stats Creative Commons License This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.