Preserving Diversity: Lessons from Batang Tarang Village of West Kalimantan

Hermansyah Hermansyah, Faisal Abdullah, Mochamad Hamdan

Abstract

The recurring communal, racial conflicts in West Kalimantan have left unpleasant memories among the local community. Unfortunately, some people believe that similar events will keep happening. This article was based on field research that relied on interviews and observations involving several crucial things. This research argues that communal conflicts in West Kalimantan can be averted by empowering internal forces to maintain balance in a plural society. This article found that conflict-prone societies such as those in Batang Tarang have the capacity to build harmony through togetherness, inter-ethnic marriages, the moderate practice of Islam, fair practice of adat [customary law], and strengthening awareness of shared origins. 

Keywords

Preserving Diversity; Harmony; Ethnicity; Religion; Batang Tarang

Full Text:

PDF

References

Abdullah, Irwan. 2009. Konstruksi dan Reproduksi Kebudayaan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Alloy, S., Albertus, dan Chatarina PI. 2008. Mozaik Keberagaman Subsuku dan Bahasa Dayak di Kalimantan Barat. Pontianak: Institut Dayakologi.

Alqadrie, Syarif Ibrahim. (2010). Identitas Budaya, Identifikasi Etnis dan Keagamaan, Kesadaran Etnis, dan Hipotesis Kekerasan 2020-an di Kalimantan Barat. Artikel ini disampaikan kepada para peserta Rapat Koordinasi Kepala Adat/Budaya se-Kabupaten Ketapang dengan tema “Peranan Adat/Budaya dalam Masyarakat Pedesaan”, dilaksanakan di Gedung Pancasila Ketapang, 27 Maret.

Ansori, Mohammad Hasan, et al. (2014). Post-conflict segregation, violence, and reconstruction Policy in Ambon: National Violence Monitoring System (SNPK). Jakarta: The Habibie Center.

Arkanudin. (2006.) Menelusuri akar konflik antaretnis di Kalimantan Barat, “MediaTor 7 (2) 185-194.

Bensaid, Benaouda and Salah Machouche. (2019). “Muslim Morality as Foundation for Social Harmony” Jurnal Al-Tamaddun, Bil. 14 (2), 51-63.

BPS. (2011). Kewarganegaraan, Suku Bangsa, Agama, dan Bahasa Sehari-Hari Penduduk Indonesia Hasil Sensus Penduduk 2010. Jakarta: Badan Pusat Statistik.

Bruinessen, Martin van. (2013). Introduction in Contemporary Developments in Indonesian Islam Explaining the 'Conservative Turn'. Singapore: ISEAS Publishing

Creswell, J.W., & Miller, D. (2000). Determining validity in qualitative inquiry. Theory Into Practice, 39 (3). 124-130.

Creswell, John W. (2010). Research Design. Edisi Ketiga. Terjemahan Achmad Fawaid. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Darwis, M. (2013). Harmoni dan Disharmoni Sosial Etnis di Perkotaan (Studi Hubungan Sosial Etnis Makassar dengan Etnis Tionghoa di Kota Makassar), Socius XIV, (Oktober – Desember) 9-40.

Djuweng, Stepanus. (1999). “Pembangunan dan Marginalisasi Masyarakat Adat Dayak: Suara Dari Kalimantan”. Menuju Masyarakat Terbuka. Lacak Jejak Pembaruan Sosial di Indonesia (editorMuhammad Hidayat Rahz), hlm. 171-200. Yogyakarta: Ashoka Indonesia-Insist.

Fernando, J dan Marta, RF. (2019). “Resolusi Konflik Melalui Model Pengampunan Vita Activa Arendt dalam Komunikasi Generasi Muda Kalimantan Barat,” ASPIKOM 4 (1) 113-128.

Fetterman, D.M. (1998). Ethnography. Edisi kedua. London, New Delhi: Sage Publication.

Galtung, Johan. (1969). Violence, peace and peace research. Journal of Peace Research 6 (3): 167–191.

Galtung, Johan. (1996). Peace By Peaceful Means. London: SAGE Publications.

Green, James W. (1995). Cultural awareness in the human services: A multi-ethnic approach. Boston: Allyn and Bacon.

Haba, John. (2012). etnisitas, hubungan sosial dan konflik di kalimantan barat. Jurnal Masyarakat & Budaya, 14 (1). 31-51.

Habermas, J. (1984). Theory of Communicative Action. Beacon, Boston

Hardiman, Budi F. (2004). Menyimak Filsafat Politik Habermas: Demokrasi Deliberatif: Model Untuk Indonesia Pasca Soeharto? Majalah BASIS No.11-12, November-Desember.

Hendry Ar., Eka. (2016). Berbagi Peran Perdamaian. Pontianak: IAIN Press.

Hermansyah. (2010). Islam dari Pesisir sampai ke Pedalaman Kalimantan Barat. Pontianak: STAIN Pontianak Press.

Hermansyah. (2018a). “Khalfīyat wa taḥaddīyāt al-aqalīyah al-Muslimah al-Ṣīnīyah fi Pontianak”, Studia Islamika 25 (1), 135-176 DOI: 10.15408/sdi.v25i1.6034

Hermansyah. (2018b). “Dayak and Malay Brotherhood In The Malay Collective Memory Of PostIndependence Indonesia”, al-Albab 7 (1) 55-74

https://pontianak.tribunnews.com/2017/11/17/kalbar-rawan-konflik-pilkada-ini-indikator-kapolri. akses 10 Desember 2019

Kemendagri. (2019). https://www.kemendagri.go.id/files/2019-05/Kode&Data%20Wilayah/61.kalbar.fix.pdf.

Koentjaraningrat. (2005). Pengantar Antropologi III. Jakarta. Rineka Cipta Press

Kriesberg, Louis. (1998). Constructive Conflict: From Escalation to Resolution. Rowan & Littlefield Publishers. Maryland. USA.

Kristianus. (2011). “Nasionalisme Etnis di Kalimantan Barat,” Masyarakat Indonesia,”XXXVII (2), 147-176.

Kurniawan, Yusuf Fajar. (2019). “Komunikasi Antar Budaya dalam Pernikahan Jawa dan Cina (Studi Deskriptif Kualitatif Komunikasi Antar Budaya dalam Proses Pernikahan Jawa daan Cina).” Skripsi pada Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Komunikasi dan Informatika Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Lukito, R. (2008). Hukum Sakral dan Hukum Sekuler: Studi Tentang Konflik dan Resolusi dalam Sistem Hukum Indonesia. Jakarta: Pustaka Alvabet.

Mac Ginty, R. (2008). Indigenous Peace-Making Versus the Liberal Peace. Cooperation and Conflict. 43(2):139-163. doi:10.1177/0010836708089080

McKinnon, Katty, Gusti Hatta, Hakimah Halim & Arthur Mangalik. (2000). Ekologi Kalimantan. Jakarta: Prenhallindo

Merton, Robert K. (1968). Social Theory and Social Structure. Glencoe, IL: Free

Mial, Hugh. (2002). Resolusi Damai Konflik Kontemporer: Menyelesaikan, Mencegah, Mengelola dan Mengubah Konflik Bersumber Politik, Sosial, Agama dan Ras, Jakarta: Rajawali Press.

Mubarok, Husni. (2010). “Memahami Kembali Arti Keragaman: Dimensi Eksistensial, Sosial, dan Institusional,” Harmoni IX (35) 32-45.

Najib, Moh. Ainun dkk. (t.t) dengan judul “Merawat perdamaian di Daerah Paska Konflik Dengan Pemanfaatan Tekhnologi dan Infomasi (Studi Kasus Konflik di Desa Popilo dan Popilo Utara, Halmahera Utara). Diakses dari https:?//semlitbangdiklat.kemenag.go.id.

Nasrullah. (2014). “Identitas Orang Bakumpai: Dayak dan Muslim”, Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial dan Humaniora Vol. 19. (2) 54-61.

Pamungkas, Cahyo. (2018). “Pengelolaan Perbatasan dan Hubungan Antaretnis di Bengkayang,” Jurnal Hubungan Internasional 6 (2) https://doi.org/10.18196/hi 61108

Pink, S. (2002). Visual ethnography. London, New Delhi: Sage Publication.

Purwana, Bambang Hendarta Suta. (2003). Konflik antarkomunitas Etnis di Sambas 1999: Suatu Tinjauan Sosial Budaya. Pontianak: Romeo Grafika.

Reason, P. (1998). Introduction. Dlm. Reason, P. (penyt.). Human inquiry in action: Development in new paradigm research, hlm. 1-17. London: Sage Publication.

Ritzer, George dan Goodman, Douglas J. (2005). Teori Sosiologi Modern. Terj. Alimandan. Jakarta: Prenada Media.

Rudiansyah. (2015). “Dimensi sosio-politik konflik Ambon”, Sosiologi Reflektif 10 (1) 161-174).

Rumahuru, Y.Z., Gaspersz, A.C.W. (2021). Community Based Diversity Management: Analysis of Community Activities Building Post-Conflict Social Harmony in Tual, Maluku Province, Indonesia Humaniora. Vol. 33 (1) 39-49

Rumahuru, YZ dan Gaspersz, Agustinus C. W. (2021). Community Based Diversity Management: Analysis of Community Activities Building Post-Conflict Social Harmony in Tual, Maluku Province, Indonesia. HUMANIORA 33 (1) 39-49.

Samiyono, David.( 2017). Membangun Harmoni Sosial: Kajian Sosiologi Agama tentang Kearifan Lokal sebagai Modal Dasar Harmoni Sosial. Jurnal Sosiologi Walisongo 1 (2) 195-206.

Sari, Intan Permata. (2020). “Agama, Etnisitas dan Perdamaian di Pulau Enggano Provinsi Bengkulu,” Hanifiya: Jurnal Studi Agama-Agama 3 (2): 77-86

Scott, John. (2012). Teori Sosial: Masalah-masalah Pokok dalam Sosiologi. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.

Soelaeman, Munandar. (2006). Ilmu Sosial Dasar, Teori dan Konsep Ilmu Sosial, Bandung, PT Refika Aditama

Strauss, A., & Corbin, J. (1990). “Grounded theory research: Procedures, canons, and evaluative criteria”, Qualitative Sociology, 13, (1) 3-21.

Superman. (2017). Peristiwa Mangkok Merah di Kalimantan Barat Tahun 1967. Historia 5 (1) 1-14.

Supriyadi, Yohanes. T.th. Tentang Konflik di Kalbar. Dlm. http://yohanessupriyadi.blogspot.com/2008/03/.akses 10 Desember Juli 2019).

Taufiqurrahman dan Wijaya, HB. (2013). Kemitraan Sektor Swasta dalam Layanan Pemadam Kebakaran di Kota Pontianak. Jurnal Pembangunan Wilayah dan Kota 9 (3): 236-247

Tsai, R.J., Luckhaupt, S.E., Schumacher, P., Cress, R.D., Deapen, D.M. and Calvert, G.M. (2015). Risk of cancer among firefighters in California, 1988–2007. Am. J. Ind. Med., 58: 715-729.

Wilson, Chris. (2008). Ethno-religious Violence in Indonesia From Soil to God. London and New York: Routledge.

Yin, Robert K. (2011). Studi Kasus: Desain & Metode. Terj. M. Djauzi Mudzakir. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

https://www.theguardian.com/world/2017/may/09/jakarta-governor-ahok-found-guilty-of-blasphemy-jailed-for-two-years

Article Metrics

Abstract views: 660 PDF views: 308