Ethnicity, Religion and The Changing Community Structure Within Fakfak Society in Papua
Abstract
Through in-depth research using an ethnographic method, this article seeks to show what changes are taking place in the Fakfak community regarding culture, religion, and composition. This research aims to fill the research gap from previous studies by looking at how religion has rapidly changed the structure of society (both in terms of identity and population demographics) even though they come from the same kinship in a nuclear family. This article found that religion has become society’s primary agent of change, with positive and negative connotations. However, at the same time, the community has a local knowledge called “toromit wat istery” which is used as an unbreakable bond due to clashes between religions. This unity in diversity is a fundamental value that the community must observe. As an implication, these changes in the Fakfak community serve as an example of the resilience of local values in the face of the clash of global values that must be protected and maintained as the primary source of national resilience.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Abdullah, I. (2003). Politik Bhinneka Tunggal Ika dalam Keragaman Budaya Indonesia. Masyarakat Dan Budaya.
Abdullah, I. (2019). Disrupsi Agama, Daya Sambung, dan Hilangnya Kesunyian social; sebuah Pengantar. In Kontestasi Identitas Agama, Lokalitas Spritual di Indonesia. The Phinisi Press.
Akmal, A., & Muslim, A. (2019). Peran Orang Bugis Mengembangkan Pendidikan Islam di Kota Injil Manokwari. PUSAKA. https://doi.org/10.31969/pusaka.v7i2.261
Amin, M. R. (2020). Islam dan Kearifan Lokal: Dilektika Faham dan Praktik Keagamaan Komunitas Kokoda-Papua dalam Budaya Lokal. In Hikmah: Journal of Islamic Studies.
Clifford Geertz. (1992). Tafsir Kebudayaan. In The Interpretation of Cultures: Selected Essays.
Hall Stuart. (1990). Cultural Identity and Diaspora, dalam Jonathan Rutherfords (ed), Identity, community, Culture, Difference. London: Lawrence & Wishart.
Handoko, W. (2009). Ekspansi dan Rivalitas Kekuasaan Islam: Pengaruhnya di Wilayah Siri Sori Islam, Pulau Saparua, Maluku Tengah. In Kapata Arkeologi (pp. 1–22). https://doi.org/10.24832/kapata.v5i8.106
Handoko, W. (2017). Ekspansi Kekuasaan Islam Kesultanan Ternate di Pesisir Timur Halmahera Utara. Kapata Arkeologi. https://doi.org/10.24832/kapata.v13i1.396
Haris, M. (2016). Pencarian Otentisitas Diri Komunitas Mu’allaf Di Kabupaten Sorong Papua Barat. Al-Qalam. https://doi.org/10.31969/alq.v20i2.192
Haryanto, J. T. (2013). Kontribusi Ungkapan Tradisional Dalam Membangun Kerukunan Beragama. Walisongo: Jurnal Penelitian Sosial Keagamaan. https://doi.org/10.21580/ws.2013.21.2.250
Haryanto, J. T. (2014). Kearifan Lokal Pendukung Kerukunan Beragama pada Komuntias Tengger Malang Jatim. Analisa. https://doi.org/10.18784/analisa.v21i02.15
Humaedi, M. A. (2014). Kegagalan Akulturasi Budaya dan Isu Agama dalam Konflik Lampung. Analisa. https://doi.org/10.18784/analisa.v21i02.11
Indah Permata Sari. (2020). Interaksi Sosial antar Umat Beragama di Kecamatan Lut Tawar Aceh Tengah. Jurnal Sosiologi Agama Indonesia (JSAI). https://doi.org/10.22373/jsai.v1i1.486
Maalouf, Amin. (2004). In The Name of Identity. Resist Book.
Mauneti, Y. (2004). Identitas Dayak: Komodifikasi dan Politik Kebudayaan. LKiS.
Mene, B. (2017). Masuknya Islam di Kabupaten Fakfak dan tinggalan Arkeologinya. Jurnal Penelitian Arkeologi Papua Dan Papua Barat. https://doi.org/10.24832/papua.v5i2.47
Mursyid, A. (2009). Pemetaan Kerukunan Kehidupan Beragama di Berbagai Daerah di Indonesia. Tim Peneliti Keagamaan, Puslitbang Kehidupan Keagamaan.
Muryana, M. (2018). Kebebasan Ekspresi Keagamaan Di Jogja City Of Tolerance (Studi Kasus Toleransi Dan Intoleransi Di Balik Plank “Terima Kost Putra Muslim/Putri Muslimah”). RELIGI JURNAL STUDI AGAMA-AGAMA. https://doi.org/10.14421/rejusta.2017.1301-01
Nordholt, H. S. (2002). Kriminalitas, Modernitas, dan Identitas Dalam Sejarah Indonesia. Pustaka Pelajar.
Nugraha, M. T. (2018). Transformasi Identitas Etnis Melalui Konversi Keyakinan di Masyarakat Pontianak Kalimantan Barat. RELIGIA. https://doi.org/10.28918/religia.v21i2.1504
Pabbajah, M., Abdullah, I., Juhansar, & Hasse, J. (2019). Contested socioreligious reality: An-Nadzir, a non-mainstream Islamic movement in Indonesia. International Journal of Religion and Spirituality in Society. https://doi.org/10.18848/2154-8633/CGP/V09I02/71-78
Paisal, P. (2018). Noerhasjim Gandhi dan Peran Tokoh Agama dalam Perjuangan Integrasi Papua. PUSAKA. https://doi.org/10.31969/pusaka.v6i1.41
Saprillah, S. (2011). Migrasi Kaum Muslim ke Sorong Papua Barat Migration of Moeslems to Sorong, West Papua. Al-Qalam. https://doi.org/10.31969/alq.v17i2.119
Saptono. (1999). Teori Hegemoni sebuah Teori Kebudayaan Kontemporer. Teori Hegemoni Sebuah Teori Kebudayaan Kontemporer.
Sianipar, H. M. T., Prakosajaya, A. A., & Widiyastuti, A. N. (2020). Islamisasi Kerajaan-Kerajaan Bugis Oleh Kerajaan Gowa-Tallo Melalui Musu Selleng Pada Abad Ke-16 M. Jurnal Penelitian Pendidikan Sejarah.
Wekke, I. S. (2013). Islam di Papua Barat: Tradisi dan Keberagaman. ULUL ALBAB Jurnal Studi Islam. https://doi.org/10.18860/ua.v14i2.2652
Yakub, M. (2017). Perkembangan Islam Indonesia. KALAM. https://doi.org/10.24042/klm.v7i1.446
Yamin, A. (2011). Menjadi Muslim tetap Dani- Potret Kehidupan Orang Dani Islam di Kampung Walesi Papua. Universitas Gadjah Mada.
Yamin, A. (2019). Menjadi Muslim Papua; Perjuangan Komunitas Dani di Lembah Baliem. Universitas Muhamadiyah Yogyakarta.
Yamin, A. (2020). Islam sumber Kebanggan; Dialektika Agama, Budaya dan Politik Komunitas Dani Papua. In G. Fealy (Ed.), Islam Indonesia: Dialektika Agama, Budaya, dan Gender.
Zainal, A. (2015). Menjadi Muslim Muna; Katoba, Proses Reproduksi Identitas Dalam Masyarakat Muna. Universitas Gadjah Mada.
Article Metrics

