GERAKAN "DAKWAH" AGAMA KHONGHUCU DI KALIMANTAN BARAT
Abstract
This article discusses the Confucian Religious Movement in West Kalimantan. The Confucian religion, which originated from China, has entered West Kalimantan along with the arrival of ethnic Chinese. This research uses qualitative research methods with a phenomenological perspective. Data was obtained from interviews with Confucian clergy and the High Council of Indonesian Confucian Religions (MATAKIN) chairman, West Kalimantan. Through the results of interviews, it was concluded that the Confucianism movement in West Kalimantan was a form of effort made by the Confucian clergy to strengthen the teachings of the Prophet Kongzi's life to his followers, especially after the New Order. One of the methods used by Confucian clergy is providing guidance, which takes the form of religious services and Sunday school. This coaching is usually carried out at the temple and also at a foundation. The challenge in the process of developing Confucian people is the awareness of these people. Confucian clergy will not force their congregation to follow invitations or invitations in the context of carrying out guidance. Therefore, the self-awareness of each congregation member is what Confucian clergy hope for. The development of the Confucian Religion in West Kalimantan is still good, as evidenced by the Indonesian Confucian Religious Council (MAKIN) in every district/city.
Artikel ini membahas terkait Gerakan Agama Konghucu di Kalimantan Barat. Agama Konghucu yang berasal dari Tiongkok ini telah masuk ke Kalimantan Barat seiring dengan datangnya Etnis Tionghoa. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan sudut pandang fenomenologi. Data diperoleh dari hasil wawancara kepada rohaniwan Konghucu serta ketua Majelis Tinggi Agama Konghucu Indonesia (MATAKIN) Kalimantan Barat. Melalui hasil wawancara, diperoleh kesimpulan bahwa gerakan Agama Konghucu di Kalimantan Barat merupakan bentuk upaya yang dilakukan oleh rohaniwan Konghucu untuk menguatkan ajaran kehidupan Nabi Kongzi kepada umat-umatnya terkhusus pasca orde baru. Salah satu cara yang dilakukan oleh rohaniwan Konghucu ini adalah denagn melakukan pembinaan yang terwujud dalam bentuk kebaktian dan sekolah minggu. Pembinaan ini biasanya dilakukan di Klenteng dan juga pada sebuah yayasan. Adapun tantangan dalam proses pembinaan umat Konghucu adalah kesadaran dari umat tersebut. Rohaniwan Konghucu tidak akan memaksa umatnya untuk mengikuti ajakan atau undangan dalam rangka pelaksanaan pembinaa. Maka dari itu, kesadaran diri masing-masing dari umat yang diharapkan oleh para rohaniwan Konghucu. Perkembangan Agama Konghucu di Kalimantan Barat saat ini sudah bisa dikatakan lumayan baik, terbukti dengan adanya Majelis Agama Konghucu Inodnesia (MAKIN) disetiap kabupaten/kota.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Anjani, R. (2022). Menganalisis Peran Gus Dur Dalam Perjuangan Hak Umat BerAgama Khonghucu Di Indonesia. Jurnal Pendidikan Sejarah & Sejarah Fkip Universitas Jambi, 1(1), 85–93.
Aprilia, S. (2017). Eksistensi Agama Khonghucu Di Indonesia. Jsa, 1(1), 15–40.
Aritonang, A. (2022). Book Review : The Digest Of The World ’ S Religions : A Summary Of The 13 Great Religions Of The World Book Review : Intisari Agama-Agama Sedunia : Sebuah Ringkasan Tentang 13 Agama Besar Di Dunia. Pasca: Jurnal Teologi Dan Pendidikan Agama Kristen, 18(2), 225–230. https://doi.org/10.46494/psc.v18i2.214
Dewi Surya Atmadja, F. (2019). A Potrait Of Chinese Diaspora In Cidayu Area: Dinamika Persepsi Dan Argumentasi Antar Etnis. IAIN Pontianak Press. https://books.google.co.id/books?id=mijmdwaaqbaj
Ekowati, E. (2022). Agama-Agama Di Indonesia. Merdeka Kreasi Group. https://books.google.co.id/books?id=r252eaaaqbaj
M Thoriqul Huda, R. S. I. S. (2019). Toleransi Dan Praktiknya Dalam Pandangan Agama Khonghucu. Jurnal Studi Agama, 3(2), 15–34.
Maulid, M., & Marliana, D. (2001). Proses Pengakuan Khonghucu Pada Masa Pemerintahan Abdurrahman Wahid ( 2000-2001 ). Historia Madania, 2(1), 49–66.
Murtadlo, M. (2013). Budaya Dan Identitas Tionghoa Muslim Di Kalimantan Barat. Lektur Keagamaan, 11(2), 281–308.
Pamungkas, Z. A. E. P. Dan C. (2017). Agama Khonghucu Dan Buddha Dalam Lintasan Sejarah Korea. Jurnal Kajian Wilaya, 8(1), 137–154.
Sandu Siyoto, Dan M. A. S. (2015). Dasar Metodologi Penelitian. Literasi Media Publishing. https://books.google.co.id/books?id=qphfdwaaqbaj
Shadiqin, S. I. (2011). New Relig Ious Mov Em Ent Di Indones Ia: Studi Kasus Agama Pran-Soeh Di Yogyakarta. Kontekstualita, 26(1), 1–19.
Sirnopati, R. (2020). New Religious Movement: Melacak Spritualitas Gerakan Zaman Baru Di Indonesia. Tsaqofah, 18(02), 167. https://doi.org/10.32678/tsaqofah.v18i02.3657
Sulaiman. (2009). Agama Khonghucu : Sejarah, Ajaran, Dan Keorganisasiannya Di Pontianak Kalimantan Barat. Analisa, 16(1), 50–63.
Sutisna, A. (2021). Metode Penelitian Kualitatif Bidang Pendidikan. Unj Press. https://books.google.co.id/books?id=z_ufeaaaqbaj
Tirtosudarmo, R. (2002). Kalimantan Barat Sebagai ‘Daerah Perbatasan’: Sebuah Tinjauan Demografi-Politik. Antropologi Indonesia, 67, 30–45.
Tim Mimbar Konghucu, "Tiga Tingkatan Ajaran Agama Konghucu", Website Kemenag.Go.Id. 31 Mei 2022, Pada Link: https://kemenag.go.id/Khonghucu/tiga-tingkatan-ajaran-agama-Khonghucu-571kpb, Diakses Pada 27 Juni 2023.
Tim Mimbar Konghucu, "Mengembangkan Laku Bakti Dalam Kehidupan", Website Kemenag.Go.Id, 21 Desember 2021, Pada Link: https://kemenag.go.id/Khonghucu/mengembangkan-laku-bakti-dalam-kehidupan-3yws5y Diakses Pada 27 Juni 2023
Wawancara Dengan Js. Rudy Leonard, 10 Mei 2023 Di Warkop Upgrade Pontianak.
Wawancara Dengan Sutadi, S.H, 20 Mei 2023 Di Kantor Matakin Kalbar.
Zaeny, A. (2005). Transformasi Sosial Dan Gerakan Islam Di Indonesia. Komunitas: Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam, 1(2), 153–165.
Zarkasi, A. (2014). Mengenal Pokok-Pokok Ajaran. Al-Adyan, 9(1), 21–35.
DOI: https://doi.org/10.24260/jhjd.v17i2.2917
DOI (PDF): https://doi.org/10.24260/jhjd.v17i2.2917.g1340
Article Metrics
Abstract view : 248 timesPDF - 171 times
Article Metrics
Abstract view : 248 timesPDF - 171 times
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2024 Jurnal Al-Hikmah: Jurnal Dakwah
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
Al-Hikmah by http://jurnaliainpontianak.or.id/index.php/alhikmah is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.