KONSEP AWAL BULAN MENURUT MUHAMMAD MA'SHUM BIN ALI (Telaah terhadap Kitab Badī’ah al-Miṡāl)

Maesyaroh Maesyaroh

Abstract


Abstract

The beginning of Islamic month is related to Muslim worship. Muhammad Ma’shum bin Ali or popularly known as Ma’shum bin Ali is one of Indonesian Islamic astronomers that applied the technique of haqiqi bi tahqiq. His thought on the concept of beginning of month was written in Badī’ah al-Miṡāl book. He stated that the prerequisite of beginning of month is the emergence of Ijimak (moon and sun are at the same longitude) because it constitutes the main requirement of the appearance of hilal. This concept is according to hadd ar-rukyah in which the limit of hilal to be able to see must be in two conditions: irtifa’ hilal and nurul hilal. Hilal can only be seen at 60 with 2/3 uṣbu’. It means that if the height of hilal is less than 60, that day will be considered as the last month. Ma’shum bin Ali also purposed a hisab method based on spherical trigonometry theory. But for the finishing it refers to rubu’ mujayyab which has high accuracy that is almost as acurate as contemporary hisab.

Keywords: Beginning of Islamic Month, Height of Hilal, Nurul Hilal.

 

Abstrak

Penetapan awal bulan kamariah erat kaitannya dengan pelaksanaan ibadah umat Islam. Muhammad Ma'shum bin Ali atau lebih dikenal dengan nama Ma'shum bin Ali merupakan salah satu tokoh falak di Indonesia yang beraliran haqiqi bi tahqiq. Pemikirannya tentang konsep awal bulan dituangkan dalam kitab Badī’ah al-Miṡāl. Menurutnya syarat untuk penetapan awal bulan adalah terjadinya ijtimak (bulan dan matahari dalam garis bujur yang sama),karena ijtimak merupakan syarat nampaknya hilal. Konsep awal bulan yang ditawarkan oleh Muhammad Ma’shum bin Ali menganut hadd ar-rukyah. Dalam hal ini, batasan hilal yang dapat dirukyat sebagai pertanda awal bulan harus memenuhi dua syarat kumulatif yaitu tingginya hilal atau irtifa’ hilal dan nurul hilal. Hilal yang dapat dirukyat dengan ketinggian minimal 60 dan nurul hilal sebesar 2/3 uṣbu’. Artinya jika ketinggian hilal kurang dari enam derajat maka pada saat itu dihitung sebagai hari terakhir dari bulan yang sedang berlangsung. Adapun metode hisab yang ditawarkan oleh Ma'shum bin Ali berdasarkan teori spherical trigonometry, hanya saja penyelesaiannya dengan menggunakan rubu’ mujayyab. Hasil hitungannya memiliki tingkat akurasi yang cukup tinggi hampir sama dengan hisab kontemporer.

Kata kunci: Penetapan awal bulan hijriyah, ketinggian hilal, nurul hilal.


Keywords


Beginning of Islamic Month; Height of Hilal; Nurul Hilal

Full Text:

PDF

References


Al-Jailani, Umar Zubair, t.th, Al-Khulasah al-Wafiyah fi al-Falak bi Jadwal Lugharitmiyah, Kudus: Menara Kudus.

Anwar, Syamsul, 2009, Pedoman Hisab Muhammadiyah, Yogyakarta: Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah.

Azhari, Susiknan, 2007, Hisab dan Rukyat, Cet.I, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Azhari, Susiknan, 2008, Ensiklopedi Hisab Rukyat, Cet. II, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

----------------------., 2008, Ilmu Falak (Perjumpaan Khazanah Islam dan Sains Modern), Cet. II, Yogyakarta: Suara Muhammadiyah.

Departemen Agama RI, 1981, Almanak Hisab Rukyat, Jakarta: Proyek Pembinaan Badan Peradilan Agama Islam.

Dhofir, Zamakhsyari, 1982, Tradisi Pesantren (Studi tentang Pandangan Hidup Kyai), Jakarta: LP3ES.

Djamaluddin,T, 2005, Menggagas Fiqh Astronomi, Cet. I, Bandung: Kaki Langit.

Eko Atmanto, Nugroho, 2017” Implementasi Matlak Wilayatul Hukmi dalam Penentuan Awal Bulan Kamariyah (Perspektif Nahdhatul Ulama dan Muhammadiyah), Semarang: El-falaky Jurnal Ilmu Falak, Volume 1 Nomor 1 tahun 2017.

Oman, Fathurohman,Hisab Penentuan Awal Bulan Kamariah, Makalah disampaikan dalam Pengajian Ramadan Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Jakarta , 2006.

http://www.pondokpesantren.net/ponpren/index.php?option=com_content&task=view&id=141

Ibrahim, Salamun, 1995, Ilmu falak, Cet. I, ttp: Pustaka Progressif.

Ilyas, Mohammad, 1997, Astronomy of Islamic Calender, Kuala Lumpur: A.S. Noorden.

Khafid, Astronomi Salah Satu Solusi Penyatuan Kalender Islam, Makalah disampaikan dalam Seminar dan Workshop Nasional, Jakarta, 2003.

Khazin, Muhyiddin,2009, Tanya Jawab Masalah Hisab dan Rukyat, Cet 1, Yogyakarta : Ramadhan Press.

Khazin, Muhyiddin, 2005, Kamus Ilmu Falak, Cet. I, Yogyakarta : Buana Pustaka.

---------------, Sistem Hisab Badī’ah al-Miśāl dan Hisab Hakiki, Makalah disampaikan dalam Lokakarya Imsakiyah Ramadan 1420 H dan Hisabiyah sejawa Tengah dan DIY, Semarang, 1999.

Ma’shum, Muhammad, t.th, Badī’ah al-Miśāl, Surabaya: Maktabah Sa’id bin Naşir Nabhān.

Morisson dan Owen, 1988, The Planetary System, Hawai: Addison Wesley.

Murtadhlo, Muhammad, 2008,Ilmu Falak Praktis, Malang: UIN Malang Press.

Noor SS, Ahmad, 2009, Hisab Awal Bulan Hijriah, Semarang, makalah Disampaikan pada Acara Seminar Falak.

Nurwendaya, Cecep, Kaidah Falakiyah Pendekatan Ephemeris, Makalah Disampaikan pada tahun 2003




DOI: https://doi.org/10.24260/almaslahah.v13i2.922

Article Metrics

Abstract view : 974 times
PDF - 577 times

Article Metrics

Abstract view : 974 times
PDF - 577 times

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2018 Maesyaroh Maesyaroh

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.

IAIN Pontianak Jalan Suprapto No. 19 Pontianak West Kalimantan Indonesia Poscode 78121

Copyright @ 2020 AL-MASLAHAH: JURNAL ILMU SYARIAH

Website:

luxhoki

slot dana 10k