Nasionalisme Bangsa dan Melunturnya Semangat Bela Negara
Abstract
“Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa pahlawannya”, demikian pesan yang pernah disampaikan oleh Presiden pertama RI sekaligus Proklamator kemerdekaan pada saat memperingati hari Pahlawan 10 November tahun 1961. Kata-kata yang sederhana namun mengandung makna sangat dalam. Sukarno sepertinya telah jauh berpikir ke depan tentang berbagai hal yang akan dilalui negeri ini nanti. Jika semangat nasionalisme mengusir penjajah berkobar dizamannya, sebaliknya semangat tersebut perlahan meredup seiring kedewasaan kemerdekaan Indonesia. Kini Ibu Pertiwi berduka, dalam sebuah lantunan nada, Ismail Marzuki komposer Indonesia di era 1950-an dan 1960-an, pun telah membahasakannya dalam beberapa bait lirik yang menyentuh hati.Tulisan ini secara singkat mengulas semangat nasionalisme di Indonesia, sejarah dan prosesnya. Sebuah keprihatinan terhadap keadaan negeri yang telah kehilangan semangat membangun, yang katanya kaya, santun dan bermartabat.
“Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa pahlawannya”, demikian pesan yang pernah disampaikan oleh Presiden pertama RI sekaligus Proklamator kemerdekaan pada saat memperingati hari Pahlawan 10 November tahun 1961. Kata-kata yang sederhana namun mengandung makna sangat dalam. Sukarno sepertinya telah jauh berpikir ke depan tentang berbagai hal yang akan dilalui negeri ini nanti. Jika semangat nasionalisme mengusir penjajah berkobar dizamannya, sebaliknya semangat tersebut perlahan meredup seiring kedewasaan kemerdekaan Indonesia. Kini Ibu Pertiwi berduka, dalam sebuah lantunan nada, Ismail Marzuki komposer Indonesia di era 1950-an dan 1960-an, pun telah membahasakannya dalam beberapa bait lirik yang menyentuh hati.Tulisan ini secara singkat mengulas semangat nasionalisme di Indonesia, sejarah dan prosesnya. Sebuah keprihatinan terhadap keadaan negeri yang telah kehilangan semangat membangun, yang katanya kaya, santun dan bermartabat.
Full Text:
PDFReferences
A.Ubaedillah dkk. 2006. Demokrasi, Hak Asasi Manusia, dan Masyarakat Madani, Jakarta: ICCE UIN Syarif Hidayatullah bekerjasma dengan The Asia Foundation
Ali, Lukman. Dkk. 1994. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
Burhan, Wirman. 2014. Pendidikan Kewarganegaraan, Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada
Dault, Adhyaksa. 2005. Islam dan Nasionalisme: Reposisi Wacana Universal Dalam Konteks Nasional. Jakarta: Pustaka al-Kautsar
Kaelan. 2010. Pendidikan Pancasila, Yogyakarta : Penerbit Paradigma
Madjid, N. 2004. Indonesia Kita, Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Umum
Maleong, Lexy, J. 1990. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya
Mulyana, Edi, dan Rakhmat Jalaluddin. Editor. 1996. Komunikasi Antarbudaya, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Purwasito, Andrik. 2003. Komunikasi Multikultural, Surakarta: Muhammadiyah University Press.
www.Nasionalisme.com
DOI: https://doi.org/10.24260/al-hikmah.v10i2.613
DOI (PDF): https://doi.org/10.24260/al-hikmah.v10i2.613.g378
Article Metrics
Abstract view : 2992 timesPDF - 33207 times
Article Metrics
Abstract view : 2992 timesPDF - 33207 times
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2017 Al-Hikmah
License URL: http://jurnaliainpontianak.or.id/index.php/alhikmah
Al-Hikmah by http://jurnaliainpontianak.or.id/index.php/alhikmah is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.